Uniknya Arsitektur Rumah Adat Jawa
Masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadatnya. Terdapat banyak adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan tak lepas dari norma adat yang berlaku, seakan-akan setiap tindakannya merupakan cerminan dari adat yang berlaku. Itu terlihat ketika seseorang mengandung sudah melakukan suatu hajatan hingga bayi itu lahir terdapat upacara seperti sepasaran, pitonan bahkan hingga manusia matipun terdapat upacara atau biasa disebut dengan selamatan.
Dari sekian banyak tradisi yang ada dalam membuat atau mendirikan rumahpun masyarakat Jawa memiliki ritus yang harus dilakukan mulai dari babat tempat, peletakan batu pertama. Itu dilakukan masyarakat semata-mata untuk meminta keselamatan dalam melakukan aktivitas kepada Tuhan mereka. Ketika pondasi rumah telah berdiri masyarakat Jawa memiliki kebiasaan memasang atau menancapkan paku emas dalam kuda-kuda rumah mereka. Pemasangannya tidak seperti menancapkan paku seperti biasanya, terdapat sedikit perbedaan yakni orang yang menancapkan paku tersebut biasanya adalah orang yang “pintar” atau orang yang memiliki kelebihan dalam hal magis. Orang yang memasang biasanya orang yang dituakan di daerahnya. Dalam pemasangannya terdapat doa-doa yang khusus yang diucapkan. Tentunya doa-doa keselamatan untuk penghuni rumah pada khususnya.
Terdapat suatu kepercayaan yang melekat pada masyarakat Jawa terkait pemasangan paku emas tersebut. Masyarakat percaya bahwa pemasangan paku tersebut akan membawa ketentraman bagi penghuninya, memberikan rasa yang nyaman ketika rumah itu di tempati. Secara singkat fungsi paku emas tersebut untuk mempertegas kegunaan rumah sebagai pelindung dari ancaman yang datang dari luar rumah. Selain itu masyarakat Jawa percaya paku tersebut berfungsi untuk tolak-balak. Artinya paku tersebut dipasang untuk melindungi si penghuni rumah dari kekuatan supranatural atau kekuatan gaib yang datang mengganngu seperti santet, tenung atau gangguan jahat lainnya.
Sebenarnya tidak ada peraturan adat yang mengharuskan memasang paku emas tersebut ketika mendirikan suatu rumah, akan tetapi masyarakat sendiri merasa ada yang kurang ketika paku tersebut belum ditancapkan. Semakin majunya jaman yang mendorong pula berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat lambat laun merubah pola pikir masyarakat yang menjadi realistis atau menuju ke ranah yang logis dan sedikit demi sedikit memudarkan tradisi tersebut. Tidak sedikit pul;a orang yang hidup dijaman yang serba modern seperti sekarang ini yang tetap melakukan ritus ini entah karena mereka ingin melestarikan budaya tersebut dan masih percaya akan hal tersebut atau hanya untuk menghormati kebiasaan yang sudah terbangun lama. Walaupun banyak tendensi dalam upacara pemasangan paku emas tersebut kita hendaknya saling menghargai dan ikut memiliki juga karena upacara pemasangan paku emas tersebut adalah salah satu warisan budaya bangsa yang memiliki makna yang bisa kita tafsirkan secara personal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar